Dalam setiap cabang olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti sepak bola dan bola basket, prinsip bermain bersih menjadi kunci utama. Namun, seringkali dalam intensitas pertandingan, pemain cenderung melakukan pelanggaran seperti holding (menahan) dan pushing (mendorong) yang dapat merusak alur permainan dan membahayakan lawan. Mengurangi pelanggaran ini bukan hanya tentang mematuhi aturan, tetapi juga tentang menjunjung tinggi sportivitas dan integritas olahraga. Artikel ini akan membahas mengapa holding dan pushing dianggap sebagai pelanggaran serius dan bagaimana tim serta pemain dapat berupaya untuk bermain bersih dan kuat tanpa melanggar aturan.
Holding adalah tindakan menahan atau menarik lawan, baik dengan tangan maupun anggota tubuh lainnya, untuk menghalangi pergerakannya. Pelanggaran ini sering terjadi dalam berbagai situasi, mulai dari perebutan bola di lini tengah hingga saat set-piece di area penalti. Dalam sepak bola, holding dapat terlihat ketika seorang pemain menarik jersey lawan saat perebutan bola di udara, atau ketika seorang bek menahan penyerang agar tidak bisa lari ke arah gawang.
Sebagai contoh, pada pertandingan Liga 1 yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 22 Juni 2024, di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, seorang bek dari tim tamu dikenai kartu kuning pada menit ke-60 karena terlihat jelas menahan lengan penyerang lawan saat mencoba menembus pertahanan. Keputusan wasit ini memberikan tendangan bebas kepada tim yang dilanggar, yang kemudian berujung pada peluang gol. Pelanggaran holding tidak hanya menghambat aliran permainan tetapi juga dapat menyebabkan cedera jika dilakukan dengan kekuatan berlebihan.
Pushing adalah tindakan mendorong lawan dengan tangan atau bahu secara tidak sah. Pelanggaran ini juga umum terjadi, terutama dalam perebutan bola di area padat atau saat melindungi bola. Dalam bola basket, pushing dapat terjadi saat seorang pemain berusaha melewati lawan atau saat melakukan rebound.
Misalnya, dalam turnamen basket antar-komunitas yang diadakan di GOR Mahasiswa pada hari Minggu, 15 September 2024, pukul 14.00 WIB, seorang pemain dari tim B melakukan foul pushing saat mencoba merebut bola dari lawan. Wasit yang bertugas, Bapak Heru Suryono dari Asosiasi Wasit Bola Basket Jakarta, segera meniup peluit dan memberikan dua tembakan bebas kepada tim yang dilanggar. Insiden serupa juga dilaporkan oleh pihak keamanan di Stadion Gelora Muda pada hari Jumat, 10 Oktober 2025, ketika seorang pemain sepak bola mendorong lawan di luar lapangan setelah perebutan bola yang intens, yang berujung pada pemberian kartu kuning oleh petugas wasit.
Untuk bermain bersih dan efektif, tim dan pemain perlu fokus pada teknik yang benar dan disiplin diri. Latihan yang menekankan pada kekuatan inti, positioning yang cerdas, dan antisipasi dapat membantu pemain menghindari pelanggaran holding dan pushing. Wasit juga memiliki peran krusial dalam menegakkan aturan ini dengan konsisten, memastikan bahwa semua pemain mematuhi prinsip bermain bersih. Dengan demikian, olahraga dapat dinikmati secara adil, kompetitif, dan aman bagi semua pihak yang terlibat.